Kecintaan yang Luar Biasa terhadap Ilmu dari Kisah Kehidupan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy





[Kisah]

Kecintaan yang Luar Biasa terhadap Ilmu 
dari Kisah Kehidupan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy

Penulis :
Ummu Ilyas Layla bintu Rahmat Al-Kandariyyah
_حَفِظَهَا اللهُ_


Alhamdulillah, dengan izin Allah, akhirnya kami dapat menghadirkan sebuah kisah seorang ulama untuk pertama kalinya.

Kisah para ulama terdahulu amat penting untuk kita baca dan sebarkan. Kisah-kisah mereka amat jarang diketahui dan dibaca di zaman ini, karena digantikan oleh bacaan dan kisah-kisah kartun dan novel yang seringkali berisi kedustaan, dosa, dan hal-hal yang tidak terpuji dalam agama.

Karena itulah, kami akan membawakan sebuah kisah seorang ulama yang bernama “Syaikh Muhammad Nashiruddin bin Nuh bin Adam Najati Al-Albaniy _رحمه الله_

Para pembaca yang budiman, di antara kisah indah dari lembaran-lembaran hidup Syaikh Al-Albaniy –rahimahullah-, apa yang dikisahkan dari kehidupan beliau bahwa beliau dalam perhari duduk membaca kitab selama 8 jam.

Syaikh Al-Albaniy –rahimahullah- termasuk ulama yang banyak menulis kitab, karena kecintaannya kepada ilmu agama.

Saking cintanya kepada ilmu dan kitab-kitab, beliau setiap hari berangkat ke Maktabah Zhohiriyyah, sebuah perpustakaan besar di Kota Damaskus Suriah.

Beliau diberi amanah untuk bebas masuk ke Maktabah Zhohiriyyah setiap saat. Kesempatan inilah yang beliau manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk membaca kitab-kitab yang terdapat di dalam perpustakaan itu.

Kitab demi kitab berupa manuskripsi kuno beliau telaah satu persatu, sampai semua kitab-kitab dalam perpustakaan tersebut dibaca oleh beliau.

Allahu Akbar! Sebuah kecintaan yang luar biasa kepada ilmu agama!

Pernah di suatu hari, ada selembar kertas dari manuskripsi kitab yang hilang, maka beliau pun mencarinya dan khawatir kertas tersebut terselip di dalam kitab yang lain, sehingga beliau membaca ulang kitab-kitab yang ada di perpustakaan besar itu.

Dengan sebab itulah, beliau memeriksa seluruh manuskripsi dan jumlah manuskripsi tersebut kurang lebih 10.000 buah kitab dalam bentuk manuskripsi (berupa tulisan tangan).

Lalu apa yang membuat semangat beliau menggebu-gebu dalam membolak-balik manuskripsi kuno dengan tulisan-tulisan tangan yang amat sederhana? Tiada lain, karena beliau amat cinta terhadap kitab-kitab berisi ilmu agama.

Syaikh Al-Albaniy –rahimahullah- juga pernah meminjam kitab di sebuah perpustakaan selama sepekan.

Setelah beliau baca, beliau tertarik dengan isi kitab tersebut. Beliau amat ingin memilikinya, namun beliau tidak memiliki uang untuk membelinya.

Akan tetapi karena kecintaan terhadap ilmu, beliau tidak patah semangat dalam meraih ilmu yang ada dalam kitab itu.

Akhirnya, muncul ide beliau untuk menulisnya. Namun lagi-lagi beliau tidak memiliki uang untuk membeli kertas.

Beliau pun pergi mencari karton sebanyak-banyaknya. Kemudian beliau menulis isi kitab tersebut, dan jadilah tulisan beliau tersebut sebanyak 400 halaman.

Konon kabarnya, semua tulisan tangan beliau, sekarang ini diwakafkan di Jami’ah Islamiyyah (Universitas Islam Madinah).

Kisah ini  dinukilkan dari salah seorang murid Syaikh Al-Albaniy –rahimahullah- yang bernama Samir bin Amin Az-Zuhairiy dalam kitabnya “Muhadditsul Ashr Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy”

Faedah dan Pesan dari Kisah ini

1.  Semangat beliau dalam menelaah kitab-kitab ilmu.

2.  Kesabaran dan keteguhan beliau meraih ilmu, yang pada zaman ini kesabaran dan keteguhan dalam menuntut ilmu dan mencarinya sudah amat jarang.

3.  Hendaknya para generasi muda memiliki budaya membaca kitab-kitab ilmu agar memiliki banyak ilmu dan wawasan ilmu agama yang dapat mereka amalkan dan dakwahkan di tengah masyarakatnya.

Para pembaca yang budiman, inilah yang dapat kami hadirkan agar kita semua lebih mengetahui pengorbanan, ketekunan, dan kesabaran para penuntut ilmu melalui sepenggal kisah hidup para ulama.

Jika anda mendapatkan hal-hal yang dikritik demi kesempurnaan kisah sederhana ini, maka kami sangat berterima kasih.

Semoga kisah ini menjadi amal kebaikan bagi Penulis, dan semoga bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Aamiin.

Barokallohu fikum.

……………………………………

Jumat, 28 Muharrom 1441 H
Ponpes Al-Ihsan Gowa

..........................................

NB : Penulis adalah santri Tahfizh Ponpes Al-Ihsan Gowa

Komentar

Posting Komentar

Artikel Paling Populer